- Judul : Berdaya Bangun Bangsa
- Pengarang : Fitra Nur Khasanah, dkk.
- Penerbit : Oase Pustaka Oase Group Publishing
- Cetakan : ke-1
- Tebal buku : 284 halaman
- Harga Buku : Rp 40.000,-
Buku Berdaya Bangun Bangsa ini berisi kumpulan cerita pendek karya 44 penulis muda berbakat di SMKN 6 Surakarta. Semua peserta memiliki latar belakang sesuai dengan jurusan yang ada di SMK PK Pemadanan yang terletak di tempat strategis di kota Surakarta ini. Tentu saja dalam gaya penulisan antara satu penulis dengan lainnya berbeda. Namun latar belakang usia yang sebaya, menjadikan warna tulisan mereka rata-rata menggunakan bahasa populer khas anak remaja.
Tema yang diangkat dalam cerpen adalah berdaya bangun bangsa sesuai dengan tema utama event Sumpah Pemuda tahun 2022. Meski memiliki tema yang sama, ternyata mereka dapat menyajikannya dalam jalan cerita dan sudut pandang yang berbeda. Ada yang menulis tentang cinta, keluarga, juga persahabatan. Bahkan ada yang mengambil latar masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perbedaan alur cerita dan sudut pandang ini justru memberikan pilihan beragam untuk pembaca agar memiliki warna berbeda dalam cerita yang dikemas dalam satu buku saja. Masih banyak typo yang ditemui dalam setiap cerita yang ditulis, serta alur cerita yang datar-datar saja tanpa plot. Kumpulan cerita pendek yang didapat dari lomba menulis cerpen dalam rangka hari sumpah pemuda ini ditulis dalam waktu yang singkat dan terbatas. Peserta hanya diberi waktu 24 jam untuk menyelesaikan cerpennya. Cerpenis memiliki kesamaan dalam hal usia. Cerpen hasil lomba ini, ditulis oleh Siswa-siswi SMKN 6 Surakarta baik kelas X, XI maupun XII.
Cerpen yang paling saya suka adalah “Rintihan Senandika” karya Fitra Nur Khasanah dari kelas XI BP. Cerpen ini bukan karya pertamanya. Fitra sudah beberapa kali mengikuti lomba cerpen dan menjadi juaranya meski bukan yang pertama. Namun, kesibukan utamanya sebagai pelajar menjadikan menulis hanya sebagai penyaluran hobi yang dilakukannya di waktu luang saja. Sehingga, tidak setiap lomba yang dia tahu lalu diikuti, tetapi jika benar-benar memiliki waktu dan dia menyukainya. Diksi dan kalimat yang digunakan sederhana dan tidak bertele-tele sehingga mudah dipahami. Sesuai dengan genre remaja yang ringan namun penuh makna. Alur yang digunakan perpaduan antara alur maju, mundur kemudian kembali lagi maju ke alur semula. Pilihan tema sesuai dengan momen sumpah pemuda. Selain itu fenomena yang diangkat dalam cerita dekat dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan remaja seusianya. Plotnya sudah bagus. Seiring jam terbangnya dalam menulis, penulis dapat membuat plot yang semakin bagus. Nilai moral dari cerita juga ada. Ada pelajaran hidup yang penting yang disampaikan oleh cerpen ini. Sehingga menjadikan “Rintihan Senandika” bukan hanya sekedar cerita, sebagai hiburan semata melainkan dapat menjadi pelajaran. Namun, terasa sekali perpindahan alurnya kurang terasa. Saya sempat merasa bingung ketika ada perubahan waktu. Setelah membacanya kembali, ternyata kejadiannya setelah beberapa tahun kemudian. Keterangan perubahan waktunya perlu diperjelas. Penokohan kurang kuat, sehingga sulit untuk membayangkan antara tokoh Lia dan Kirana. Sering tertukar peran antara kedua sahabat tersebut. Penggunaan titik dan koma dalam keseluruhan cerita, kurang diperhatikan.
Harga buku dibanderol Rp 40.000,- relatif terjangkau bagi siapapun yang butuh bahan bacaan dengan tebal 384 halaman A4. Secara umum termasuk dalam kategori murah karena dalam proses penerbitannya tidak ada unsur komersil sama sekali, tetapi untuk tujuan menambah koleksi karya siswa di perpustakaan WIJANG SMKN 6 Surakarta. Sehingga, penentuan harga buku hanya berdasarkan pada sekedar penggantian ongkos cetak saja tanpa dilebihkan sebagai laba.
Kendati demikian, apresiasi setinggi-tingginya bagi remaja yang suka menulis dengan penuh kesadaran dan tulisannya mengandung nilai kebaikan. Dengan arahan yang tepat, maka keterampilannya ini dapat menjadi bekal bagi para remaja cerpenis ini mumpuni dalam menghadapi masa depan.
Buku ini sangat disarankan untuk dibaca oleh para remaja agar mereka lebih termotivasi untuk menghasilkan karya-karya yang mengandung nilai-nilai kebaikan dalam menghadapi kehidupan di tengah kehidupan bermasyarakat. Selain untuk para remaja, sebaiknya para orangtua juga membaca buku ini jika ingin mengetahui perkembangan pergaulan dunia remaja pada masa ini. Tentu saja, dunia remaja yang selalu penuh kejutan terlebih diiringi oleh pesatnya perkembangan teknologi, sangat jauh berbeda kondisinya dengan masa remaja para orangtua sebelumnya. Sehingga, para orangtua dapat mengantisipasi dan membekali diri untuk dapat membersamai putra-putri mereka dengan penuh cinta. (NN)