Membeli peralatan sekolah dan alat tulis baru merupakan kebiasaan yang melekat bagi masyarakat Indonesia. Sebagaimana ketika naik kelas baru, maka peralatannyapun harus baru. Terlebih lagi secara empiris, dapat kita rasakan dari ramainya toko alat tulis setiap tahun ajaran baru. Tas, tempat pensil, alat tulis, dan alat pewarna adalah barang-barang yang seringkali dibeli oleh orangtua untuk anaknya. Namun, haruskah semua serba baru setiap tahun ajaran baru?
Dilihat dari berbagai sudut pandang, ada beberapa faktor yang mendukung dibelinya peralatan sekolah baru. Yang pertama, karena kerusakan peralatan sekolah yang lama, dan berakibat mengganggu jalannya aktifitas pembelajaran. Yang kedua, sebagai bentuk apresiasi setiap orangtua terhadap anak-anaknya setelah berhasil menorehkan prestasi agar si anak tetap semangat untuk berusaha menggapai prestasi. Yang ketiga, beberapa orangtua yang rasa gengsinya tinggi, hingga akhirnya dibelikanlah peralatan sekolah baru sebagai wujud permohonan validasi orang-orang atas melimpahnya rezeki mereka.
Masih banyak lagi faktor-faktor yang mendukung dibelinya peralatan sekolah baru. Dari beberapa faktor yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelian peralatan sekolah baru memiliki banyak sekali latar belakang. Dari faktor yang masuk akal dan baik, sampai faktor yang hanya karena terbakar rasa gengsi dan berujung pada hal-hal tak baik. Kembali lagi, dari perilaku sepele seperti ini, bisa saja mengundang pengaruh besar di jangka waktu yang panjang. Orangtua harus bisa secara bijaksana tahu kapan anaknya membutuhkan dan harus dibelikan, bukan hanya untuk menuruti permintaan anak, dan menyuapi rasa gengsi agar validasinya kenyang.
Orangtua harus bisa menentukan skala prioritas kapan harus baru, dan kapan harus bertahan dengan yang ada. Apabila masih bisa digunakan, maka tetap gunakan selagi layak. Jangan sampai karena tuntutan anak bahkan tuntutan gengsi, orangtua memaksakan dirinya hingga nanti bisa terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan. Orangtua pun berkewajiban memberikan pengertian kepada si anak, bahwasanya segala hal tidak perlu baru, yang terpenting adalah semangat dan niat baru yang lebih baik adanya. Kesimpulannya, haruskah semua serba baru setiap tahun ajaran baru? Tentu tidak. Tetapkan skala prioritasnya, jika masih layak maka pakailah dulu, namun jika ada kelebihan rezeki, dan bertujuan memberikan motivasi pada anak untuk lebih rajin belajar, maka lakukan saja. Sesuaikan kemampuan dan jangan dipaksakan. Pastinya, semangat jelas harus baru untuk menghasilkan karya-karya baru.
Oleh: Ararahe viska.
#perpustakaanwijang #smkn6solo #wijanglibrary #literasi #perpusnas #p3smptperpusnas #ppukperpusnas
Tak baju baru tak mengapa semangat baru disekolah barukU
Yang utama, tahun ajaran baru semangat baru
Kuncinya menanamkan kesederhanaan sejak dini, kadang anak pengen sesuatu yang baru untuk menambah semangat kembali sekolah setelah libur, tetapi barang yang masih bisa dipakai harus tetap dimanfaatkan. Kereen tulisannya , sesuai moment
Baju tidak harus baru, tapi semangat di sekolah baru harus terbarukan.
Tidak harus baru, tetapi semangat baru di sekolah baru harus terbarukan.