Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didiknya secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan lainnya yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

 Sejalan dengan hal di atas, SMKN 6 Surakarta menyelenggarakan Diklat Peningkatan Karakter Siswa berbasis Mental Tahun 2024 pada Jumat dan Sabtu, ttanggal 1 dan 2 November 2024 di aula SMKN 6 Surakarta.

Diklat yang diikuti oleh perwakilan setiap ekstrakurikuler dan guru pendampingnya ini menghadirkan BPBD Kota Surakarta sebagai pemateri pada hari pertama, Jumat 1 November 2024. Setelah pembawa acara mengawali kegiatan dengan menyapa lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan doa kemudian secara resmi, Kepala SMKN 6 Surakarta Dr. Dwi Titik Irdiyanti, SSi., M.Pd. membuka acara setelah sambutan yang disampaikannya. Dalam sambutannya, orang nomor satu di SMKN 6 Surakarta ini menyampaikan rasa terimakasih kepada pemateri, bapak Edi Sukono beserta tim yang bersedia berbagi ilmunya agar peserta diklat mendapatkan pemahaman bagaimana harus bertindak saat terjadi bencana.

Pada hari pertama ini, peserta mendapatkan materi tentang Kebencanaan: Penanggulangan bencana, Macam-macam Bencana, Tanggap Bencana, Prinsip Dasar PPGD, Langkah-langkah Umum PPGD, Penanganan pada korban tidak sadar, Penanganan luka dan pendarahan, Penanganan Patah Tulang, Manajemen Bencana, bagaimana harus bersikap saat terjadi Banjir, Gempa Bumi, Kebakaran. Semua materi tersebut dikupas oleh para ahli yang biasa menangani kejadian di lapangan.

Peserta antusias dalam menyimak materi yang diberikan, terbukti dengan banyaknya penanya yang ingin tahu lebih detail tentang kebencanaan.

Sabtu, 2 November 2024, dilaksanakan Diklat Peningkatan Karakter Siswa Berbasis Mental hari kedua. Bertempat di aula SMK Negeri 6 Surakarta, diklat ini dimulai sejak pagi dengan peserta yang sama dengan hari pertama.

Ibu Siti Aminah, S.Pd dan ananda Anggita Aisyah kelas XI PF membuka kegiatan dengan penuh semangat. Siswa ekskul yang merupakan peserta diklat juga masih membawa semangat yang sama dengan hari sebelumnya. Dengan mengenakan pakaian olahraga, siswa telah siap mengikuti kegiatan diklat hari kedua.

Pengisi acara pada hari ini merupakan Ibu-Ibu Kepala Sekolah dan Guru Hebat yang merupakan komunitas dan rekan dari Ibu Kepala SMK Negeri 6 Surakarta, Dr. Dwi Titik Irdiyanti, S.Si, M. Pd.

Pengisi acara sekaligus narasumber hari ini berasal dari berbagai daerah dengan segala kelebihannya. Mereka adalah:

1. Dr. Farida Fahmalatif, S.Pd., M.Pd (KS SMK Negeri 1 Tengaran)

2. Indah Eko Cahyani, S.Pd., M.Pd (KS SMK Negeri 4 Pekalongan), dan

3. Aprilia Palupi, S.Pd., M.Pd (Guru SMK Negeri 1 Bansari Kab. Temanggung)

Diklat hari ini dkemas dalam kegiatan yang menarik. Para narasumber memainkan beberapa permainan dengan peserta. Peserta juga sangat antusias dan enerjik mengikuti setiap permainan.

Beberapa permainan tersebut adalah:

1. Siapa Aku

Permainan ini merupakan permainam untuk mengenali potensi diri sendiri. Setiap peserta menuliskan inisial nama dan satu sifat positif yang paling menonjol dalam dirinya. Permainan ini juga melatih kepercayaan diri peserta agar setiap individu merasa dirinya berharga.

2. Siapa Kamu

Peserta menggambar wajah peserta lain yang berada di sampingnya dan menunjukkan rasa senang telah berkenalan satu sama lain.

3. Menggapai Bintang

4. Ice Breaking Membentuk Kelompok

5. Sosok Pemimpin

Peserta diklat memulai dari mengenali diri, mengenal peserta di sekitarnya, dan membentuk serta melakukan dinamika kelompok. Setiap permainan dilaksanakan bukan tanpa arti.  Pada setiap kegiatan terdapat nilai-nilai positif yang dapat bermanfaat untuk peningkatan soft skill peserta.

Peserta juga dibekali dengan materi Fundamental of Leadership for Gen Z. Melalui materi ini, peserta diberikan wawasan terkait nilai-nilai leadership. Sejatinya setiap peserta memiliki potensi kepemimpinan. Tugas pendidikan salah satunya adalah untuk mengembangkan kemampuan ini.

Di akhir kegiatan, masing-masing kelompok mendapatkan sejumlah sedotan. Mereka bertugas membangun menara dari sedotan yang mereka miliki. Menara ini diibaratkan sebagai alat yang akan membantu mereka mencapai visi, sehingga mereka perlu membangun menara setinggi mungkin. Keberhasilan mereka dalam membangun menara sangat bergantung pada kerja sama, kekompakan, dan kemampuan kepemimpinan setiap anggota.

Oleh: Sri Setyaningsih dan Novi Iswandari

#perpustakaanwijang  #smkn6solo   #wijanglibrary   #literasi   #perpusnas   #p3smptperpusnas #ppukperpusnas