Membaca judul di atas, mungkin beberapa pertanyaan akan muncul, apa hubungannya angkringan dan literasi? Apakah ada kaitan antara angkringan dengan halaman sebuah buku? Pertanyaan yang muncul adalah sebuah kewajaran, dikarenakan sepintas memang tidak ada kaitan antara angkringan dan literasi maupun halaman buku. Dalam benak kita adalah sebuah hal yang lumrah apabila pernyatan berikutnya adalah tentang topik menu dan jenis-jenis kuliner. Dalam tulisan ini penulis ingin menyampaikan keberadaan sebuah angkringan sebagai salah satu tempat atau ruang publik favorit di perpustakaan Wijang SMK Negeri 6 Surakarta.


Angkringan sendiri berasal dari bahasa jawa yang berarti angkring atau nangkring. Nangkring atau nongkrong memiliki arti duduk santai atau bebas. Sebuah kegiatan yang biasa dilakukan oleh komunitas kebanyakan dari level menengah ke bawah yang biasanya terjadi pada sore hingga malam hari dengan makanan dan minuman tradisional sebagai pelengkap. Harga dari menu yang disajikan sangat terjangkau, bahkan kadangkala mereka yang datang hanya ingin bercakap dan membuat obrolan ringan. Kontak sosial dari para pembeli dan pengunjung angkringan akan menjelma menjadi sebuah interaksi yang bermakna apabila di antara para pengunjung membawa pesan dan informasi yang beragam.


Secara filosofis, angkringan yang populer terutama di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, memiliki makna atau nilai yang beragam di antaranya nilai kesederhanaan. Nilai yang ditunjukkan dengan beraneka ragam jenis makanan yang dijual dengan harga murah dan terjangkau. Selanjutnya adalah nilai gotong royong yang ditunjukkan dengan sebuah kerja sama yang baik antara penjual dan penyetor makanan, karena tidak semua makanan yang dijual adalah masakan penjual sendiri. Dan yang terakhir adalah nilai keterbukaan, nilai ini menunjukan bahwa angkringan merupakan tempat atau ruang publik yang nyaman bagi siapapun untuk bertukar pikiran, memperoleh informasi ataupun sekedar nimbrung untuk melepas penat.

Dengan mengadopsi nilai filosofis dari kearifan lokal sebuah angkringan, maka perpustakaan Wijang SMK Negeri 6 Surakarta juga ingin mengembangkan kegiatan literasi di sekolah melalui kelengkapan piranti angkringan. Menempatkan angkringan di tempat yang sering dilewati siswa dan menjadi tempat berkumpulnya para siswa diharapkan mereka bisa menggunakan fasilitas perpustakaan ini dengan maksimal. Melengkapi dan menyajikan berbagai majalah remaja, buku dan bahan bacaan lain yang sifatnya ringan mendorong para siswa untuk kepo, ingin mampir dan berkunjung secara rutin ke angkringan literasi. Dengan tampilan fisik yang unik dan njawani, sarana prasarana perpustakaan ini berusaha untuk menciptakan agar para siswa merasa betah, nyaman dan senang ketika mereka membaca ataupun mengerjakan tugas pada saat mereka berada di sekolah. Dengan kenyamanan yang mereka dapatkan ketika berada di angkringan literasi maka diharapkan akan mendorong para siswa untuk lebih mencintai perpustakaan dan lambat laun merekapun akan menyukai dan merasa nyaman dengan deretan buku yang disajikan.

Ditulis oleh: Hartuti, S.Pd, M.Pd


#perpustakaanwijang   

#smkn6solo   

#wijanglibrary   

#literasi   

#perpusnas   

#p3smptperpusnas  

#ppukperpusnas